Fenomena 'water slide': obsesi terus menerus dari pengemudi saat hujan
Berkendara di jalan licin seringkali sangat berbahaya, terutama di jalan TOL. Salah satu obsesi pengemudi saat berkendara di tengah hujan adalah fenomena “ski air”.
Fenomena "water slide", lebih khusus lagi fenomena "water slide". Orang Amerika juga menyebut fenomena ini "Hydroplaning", orang Eropa dan Jepang menyebutnya "Aquaplaning", yang diterjemahkan secara harfiah daripada "meluncur di atas air".
Ini terjadi ketika ban melewati volume air yang lebih besar daripada yang dilakukannya dan air tidak dapat menyebar sepenuhnya. Namun, tekanan air di roda depan mendorong air ke bawah ban, memisahkan ban dari permukaan jalan, sehingga kehilangan daya cengkeram. Hal ini mengakibatkan kendaraan kehilangan kendali karena hilangnya traksi.
>>> Review Hyundai Kona 2021
Ada dua tipe orang yang paling sering mengalami kecelakaan saat hujan:
- Rasa malu: Mengemudi terlalu lambat, mudah tertabrak kendaraan dari belakang, terutama di jalan dengan jarak pandang yang tidak jelas.
- Orang yang mempertaruhkan nyawa: Berbahaya mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi di tengah hujan.
Seseorang yang bergerak terlalu lambat untuk menghalangi kendaraan di belakangnya, orang yang mengemudi terlalu cepat rentan terhadap "air tergelincir". Keduanya sangat rawan kecelakaan lalu lintas saat hujan.
Apa itu "seluncuran air"?
Traksi tercipta saat roda menimbulkan gesekan dengan permukaan jalan, sehingga kendaraan terdorong ke depan. Fenomena "water slide" biasanya terjadi ketika ban kehilangan gesekan dengan permukaan jalan, terutama pada kendaraan yang menggunakan sistem penggerak roda tunggal. Saat mobil mengalami fenomena ini maka akan kehilangan gesekan dengan permukaan jalan yang berarti kemampuan pengereman mobil tidak akan efektif pada saat itu, mobil didorong ke depan dengan gaya inersia.
Saat bergerak di jalan banjir, fenomena hydroplan sangat mudah terjadi karena dengan demikian air tidak mempunyai cukup waktu untuk keluar dari permukaan kontak antara ban dengan permukaan jalan. Mereka membentuk lapisan yang memisahkan ban dari permukaan jalan.
>>> Ini Cara Membersihkan Mobil Dari Debu Dengan Mudah
Pada tempat dengan kualitas konstruksi yang baik, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi hydroplaning: kecepatan perjalanan kendaraan, pola tapak dan keausan, kedalaman air. Khususnya di tempat dengan kualitas jalan yang buruk, faktor lain yaitu kualitas permukaan jalan.
Ukuran dan bentuk ban juga bisa menyebabkan "air tergelincir". Ban bekas juga lebih berbahaya dalam kondisi basah, sedangkan ban tapak dan alur dalam memiliki daya cengkeram yang lebih baik.
Bagaimana mencegah "seluncuran air"
Pakar mobil memiliki asumsi yang sama bahwa sebagian besar kecelakaan fatal terjadi pada kecepatan lebih dari 56 km / jam. Oleh karena itu, menurut mereka yang berpengalaman berkendara, Anda harus bergerak dengan kecepatan 2/3 dari kecepatan aslinya.
2. Putar dan timbang ban secara teratur dan benar.
Jaga ban Anda tetap rata dan cobalah untuk menyeimbangkan mobil. Untuk menghindari risiko di masa mendatang, sebaiknya putar dan seimbangkan ban setiap kali Anda mengganti oli. Ini dapat membantu keseimbangan mobil Anda lebih baik.
3. Sistem kendali pelayaran sebaiknya tidak digunakan
Tidak disarankan untuk menggunakan fungsi ini saat hujan atau basah karena akan membutuhkan waktu lebih lama bagi kendaraan untuk dapat mengontrol kendaraannya kembali.
>>> Ini Cairan Pembersih Baret yang Bisa Dipilih
4. Periksa ban dengan seksama sebelum musim hujan
Kita perlu berhati-hati berkendara selama 15 menit pertama karena kemudian air hujan bercampur dengan sisa oli di permukaan jalan, membuat permukaan menjadi licin. Secara khusus, periksa permukaan ban dengan cermat untuk melihat apakah memenuhi syarat atau tidak? Jika tidak, kita perlu menggantinya.
Nhận xét
Đăng nhận xét